Sang raja harta yang bersahaja

Para pembaca yang budiman.Setiap manusia sangat berharap hidup berkecukupan sehingga bila membutuhkan apa saja yang diinginkan selalu mudah.Tidak sedikit manusia siang malam membanting tulang tiada lain hanya karena mengejar setumpuk harta.Ada yang sampai pergi pagi,pulang malam.Adapula pergi pagi pulang pagi.Bahkan ada juga yang pergi malam pulang pagi.Itu semua dilakukan bukan tidak ada tujuan. Namun ada diantara sekian banyak manusia yang bekerja keras,penuh semangat dan berharap mendapatkan sesuatu yang bisa membuat hidup tenang,nyaman,bahagia dan berkah.Walaupun punya kedudukan dan jabatan yang tinggi namun dalam kehidupan sehari-hari tidak glamor,mengumbar nafsu karna banyak harta dan tetap bersahaja serta bersikap sederhana dalam kehidupannya.Inilah manusia yang patut dicontoh.Bergelimang harta dan kedudukan namun tidak bergaya hidup mewah.Dizaman Rasulullah Salallahu'Alaihi Wassalam,ada seorang sahabat yang bernama Abdurrahman bin 'Auf.Siapa yang tidak kenal beliau dalam sejarah islam.Beliau seorang pengusaha yang kaya raya dan terkenal.Sebagian hartanya bahkan lebih banyak disedekahkan untuk membantu perjuangan dakwah Rasulullah.Tidak ada dalam pikiran beliau hartanya akan berkurang atau akan merasa susah hidupnya bila disedekahkan.Beliau (Abdurrahman bin 'Auf)tidak merasa rugi hartanya habis terpakai dalam menopang dakwah demi membela dan menegakkan agama Allah.Walaupun seorang hartawan namun tetap tawadu dan bersahaja. Suatu ketika beliau mohon kepada Allah agar usahanya mengalami kerugian dengan alasan ingin merasakan menjadi orang yang bangkrut dan miskin.Beliau membeli kurma yang busuk dari salah seorang petani kebun dengan harga 3 kali lipat dengan demikian beliau akan merugi dan miskin.Apalah hendak dikata kalau Allah sudah menakdirkan hamba-Nya baik dan beruntung tetap saja tidak bisa ditolak.Kurma yang busuk tadi malah ada yang membeli 10 kali lipat.Masya Allah,kalau Allah sudah berkehendak tidak bisa dihindari. Itulah pentingnya bila seseorang berlebih harta alias kaya dan kedudukan tinggi bila dipakai dijalan yang diridhoi-Nya bukan saja bertambah kaya yang didapat tapi kemulian pada dirinya pasti diberikan. Jadi kemulian dan banyaknya pujian serta rasa hormat bukan terletak pada banyaknya harta dan tingginya jabatan dan kedudukan melainkan bagaimana seseorang itu memanfaatkan apa yang diberikan dan diamanahkan itu dalam kemaslahatan.Karena hina dan mulianya seseorang bukan semuanya tapi Sang Pencipta yang memberikan semua itu.Mudah-mudahan kita termasuk yang bagian dari hidup sederhana bersahaja dan Allah muliakan.Wallahu'alam bishowwab.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Lilin Teruslah Menyala

Bahagia itu Tak Perlu Kaya

Keterbatasan Bukan Penghalang Untuk Sukses